Jumat, 23 Maret 2012

Referensi Buku Teori Organisasi Umum 2 - Tulisan 3


Nama : Lisa Oktavia Sunarya
NPM : 14110046
Kelas : 2 KA 33
Dosen : Edy Nursanta
Judul : Kebijakan Moneter (Bank Indonesia)

BAB I
PENDAHULUAN
A.       LATAR BELAKANG
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
B. Rumusan masalah
1. Pengertian dari Kebijakan Moneter
2. Dampak Riil Risiko Perbankan dan Kebijakan Moneter pada Perekonomian
3. Faktor yang mengakibatkan kondisi mikro perbankan nasional menjadi rentan terhadap
gejolak ekonomi
4. Kelebihan dan kekurangan sistem standar moneter


BAB II
PEMBAHASAN
A.        Pengertian Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
Kebijakan Moneter merupakan tindakan yang dilakukan oleh penguasa moneter (Bank Indonesia) untuk mempengaruhi jumlah yang beredar dan kredit yang pada akhirnya akan mempegaruhi kegiatan ekonomi masyarakat.

B.        Riil Risiko Perbankan dan Kebijakan Moneter pada Perekonomian
Berdasarkan kajian teoritis menunjukan bahwa kebijakan moneter memiliki dampak riil terhadap perekonomian melalui peranan kredit perbankan. Selanjutnya literatur mekanisme transmisi kebijakan moneter menunjukan bahwa peranan sektor keuangan dalam mempengaruhi perekonomian adalah melalui jalur kredit yang disalurkan perbankan ke sector riil. Berdasarkan hasil kajian teoritis menunjukan bahwa terdapat hubungan jangka panjang antara kredit yang disalurkan perbankan dengan perekonomian, yang dalam tataran permodelan empiris mengindikasikan adanya kointegrasi antara jumlah kredit riil yang disalurkan sector perbankan dengan produksi riil dalam perekonomian. Implikasi dari model teoritis yang dikembangkan menunjukan terdapat dinamika jangka pendek dalam perubahan perilaku risiko di penawaran kredit perbankan yang berinteraksi dengan kebijakan moneter. Kondisi ini mempengaruhi pergerakan kredit perbankan yang disalurkan oleh bank, sehingga perubahan perilaku risiko dari sisi penawaran kredit setidaknya dalam jangka pendek akan memiliki pengaruh terhadap perekonomian, melalui perubahan kredit riil yang disalurkan oleh sektor perbankan. Dalam analisis empiris yang dilakukan dalam penelitian ini akan digunakan dua indicator perilaku risiko di sektor perbankan ini. Indikator pertama memberikan ukuran untuk tingkat risk averse dari pelaku sektor perbankan dalam pengelolaan aset dengan asumsi sudah secara optimal melakukan pengalokasian asetnya. Indikator kedua menunjukan tingkat risiko dalam industri perbankan.
C.        Faktor yang mengakibatkan kondisi mikro perbankan nasional menjadi rentan terhadap gejolak ekonomi
·         Pertama, adanya jaminan terselubung (implicit guarantee) dari bank sentral atas kelangsungan hidup suatu bank untuk mencegah kegagalan sistemik dalam industry perbankan telah menimbulkan moral hazard di kalangan pengelola dan pemilik bank. Jaminan yang ada praktis menggeser risiko yang dihadapi perbankan ke bank sentral serta mendorong perbankan untuk mengambil utang yang berlebihan dan memberikan kredit ke sektor-sektor yang berisiko tinggi.
·         Kedua, sistem pengawasan oleh bank sentral kurang efektif karena belum sepenuhnya dapat mengimbangi pesat dan kompleksnya kegiatan operasional perbankan. Hal ini telah mendorong perbankan nasional mengabaikan prinsip kehati-hatian dalam kegiatan operasional yang telah ditetapkan.
·         Ketiga, besarnya pemberian kredit dan jaminan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada individu/kelompok usaha yang terkait dengan bank (connected lending) telah mendorong tingginya risiko kemacetan kredit yang dihadapi bank.
·         Keempat, relatif lemahnya kemampuan manajerial bank telah mengakibatkan penurunan kualitas aset produktif dan peningkatan risiko yang dihadapi bank. Situasi ini diperburuk pula oleh lemahnya pengawasan dan sistem informasi internal di dalam memantau, mendeteksi, dan menyelesaikan kredit bermasalah dan posisi risiko yang berlebihan.
·         Kelima, kurang transparannya informasi mengenai kondisi perbankan selain telah mengakibatkan kesulitan dalam melakukan analisis secara akurat tentang kondisi keuangan suatu bank juga telah melemahkan upaya untuk melakukan kontrol social dan menciptakan disiplin pasar (market discipline).
D.        Kelebihan dan kekurangan sistem standar moneter
Kelebihan standar emas :
1.      Sangat mudah dalam melakukan konversi antara mata uang negara satu dengan mata negara uang yang lain.
2.      Relatif stabilnya nilai tukar antara mata uang satu dengan yang lain (dan antara setiap uang dengan barang-barang yaitu tingkat harga-harga.
Kekurangan standar emas :
1.      Jumlah emas yang tersedia semakin tidak cukup untuk menunjang transaksi perdagangan nasional maupun internasional yang semakin meningkat.
2.      Krisis likuiditas, karena tidak cukupnya alat pembayaran untuk menyangga volume transaksi yang semakin besar.
Kelebihan standar kertas :
1.      Kertas relatif mudah diperoleh dan murah sebagai bahan untuk membuat uang kertas.
2.      Uang kertas sebagai uang kepercayaan/ alat pemnbayaran yang sah dan dijamin dengan undang-undang.
Kekurangan standar kertas :
1.      Tidak mempunyai nilai intrinsik (nilai intrinsiknya hamper nol)
2.      Rentan terhadap pemalsuan uang, terutama uang kertas yang nilainya besar.


BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pengertian Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.

Kebijakan moneter memiliki dampak riil terhadap perekonomian melalui peranan kredit perbankan. Selanjutnya literatur mekanisme transmisi kebijakan moneter menunjukan bahwa peranan sektor keuangan dalam mempengaruhi perekonomian adalah melalui jalur kredit yang disalurkan perbankan ke sector riil. Berdasarkan hasil kajian teoritis menunjukan bahwa terdapat hubungan jangka panjang antara kredit yang disalurkan perbankan dengan perekonomian, yang dalam tataran permodelan empiris mengindikasikan adanya kointegrasi antara jumlah kredit riil yang disalurkan sector perbankan dengan produksi riil dalam perekonomian. Implikasi dari model teoritis yang dikembangkan menunjukan terdapat dinamika jangka pendek dalam perubahan perilaku risiko di penawaran kredit perbankan yang berinteraksi dengan kebijakan moneter










Referensi Buku Teori Organisasi Umum 2 - Tulisan 2


Nama : Lisa Oktavia Sunarya
NPM : 14110046
Kelas : 2 KA 33
Dosen : Edy Nursanta
Judul : Pasar Monopolistik


BAB I
PENDAHULUAN
A.       LATAR BELAKANG
Usaha seseorang untuk selalu memenuhi kebutuhan hidupnya selalu dilakukan sejak zaman dahulu kala. Sebelum adanya jual beli seseorang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bertukar barang dengan orang lain yang memeliki barang yang ia butuhkan (barter).  Namun,  barter bukanlah hal yang efisien bagi seseorang untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena terkadang barang yang ditukar tidak seimbang nilainya dengan barang yang didapat. Seiring berkembangnya zaman akhirnya didapat satuan pengukur nilai suatu barang yaitu uang. Setelah orang-orang mengenal uang maka sistem barter tidak lagi berlaku, akan tetapi yang ada adalah sistem jual beli.
Produsen yang berhasil dalam menjalankan suatu usaha tidak akan menutup kemungkinan usaha tersebut akan diikuti oleh orang lain. Apalagi didukung oleh sumber daya alam yang melimpah  yang memungkinkan untuk seseorang memproduksi barang dengan jumlah yang banyak. Indonesia merupakan Negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah sehingga dengan mudah setiap produsen mendapat bahan untuk berproduksi. Ketika banyak produsen memproduksi barang yang sama, walaupun dengan kemasan, merk dan kualiatas yang berbeda. Maka disnilah terjadi pasar persaingan monopolistik.

B.     POKOK PERMASALAHAN

1.      Apa yang dimaksud dengan pasar persaingan monopolistik?
2.      Apa saja ciri-ciri pasar persaingan monopolistik?
3.      Apa corak yang ada pada pasar monopolistik?
4.      Contoh pasar persaingan monopolistik?
5.      Apa saja kelebihan dan kekurangan pasar persaingan monopolistik?

BAB II
PEMBAHASAN
A.       Pengertian Pasar Persaingan Monopolistik
Pasar persaingan monopolistik merupakan salah satu dari pasar persaingan tak sempurna. Teori pasar persaingan monopolistik dikembangkan karena ketidakpuasan terhadap daya analisis model persaingan pasar sempurna maupun pasar monopoli. Tetapi dilihat dari strukturnya pasar monopolistik lebih mendekati pada pasar persaingan sempurna (dicirikan dengan banyak perusahaan yang berpartisipasi di pasar, tanpa batasan masuk industri yang serius) tetapi perusahaan yang berpartisipasi di pasar tersebut menghasilkan produk yang berbeda karakteristik.
Pasar monopolistik didefinisikan sebagai alah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya. Contohnya adalah : shampoo, pasta gigi, dll.
B.        Ciri-ciri pasar persaingan Monopolistik
1. Terdapat banyak produsen atau penjual. Meskipun demikian, pasar ini tidak memiliki produsen atau penjual sebanyak pasar persaingan sempurna dan tidak ada satu pun produsen yang mempunyai skala produksi yang lebih besar dari produsen lainnya.

2.Adanya Diferensiasi Produk. Pasar ini menawarkan produk yang cenderung sama, namun memiliki perbedaan-perbedaan khusus dengan produk lainnya, misalnya dari cara pengemasan, pelayanan yang diberikan dan cara pembayaran.

3.Produsen Dapat mempengaruhi harga. Berbeda dengan Pasar Persaingan Sempurna, dimana harga terbentuk berdasarkan mekanisme pasar, maka pasar monopolistik dapat mempengaruhi harga meskipun tidak sebesar pasar oligopoli dan monopoli.

4.Produsen dapat keluar masuk pasar. Hal ini dipengaruhi oleh laba ekonomis, saat produsen hanya sedikit di pasar maka laba ekonomisnya cukup tinggi. Ketika produsen semakin banyak dan laba ekonomis semakin kecil, maka pasar menjadi tidak menarik dan produsen dapat meninggalkan pasar.

5.Promosi penjualan harus aktif. Pada pasar ini harga bukan merupakan pendongkrak jumlah konsumen, melainkan kemampuan perusahaan menciptakan citra baik dimata konsumen, sehingga dapat menimbulkan fanatisme terhadap produk. Karenanya, iklan dan promosi memiliki peran penting dalam merebut dan mempertahankan konsumen.

C      Corak Pasar Persaingan Monopolistik
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pasar persaingan monopolistic itu berbeda dengan pasar persaingan sempurna maupun pasar monopoli. Oleh sebab itu terdapat beberapa corak yang ada terjadi dan ada pada pasar persaingan monopolistik. Berikut uraian hal-hal yang terkait dalam corak pasar persaingan monopolistik.
1.        Efesiensi dan Diferensiasi Produksi
Dalam pasar persaingan monopolistik walaupun terdapat banyak produk yang dihasilkan sama namun produsen membedakan karakteristiknya, baik dalam hal mutu, design, mode maupun kemasan. Perbedaan-perbedaan ini membuat konsumen memiliki banyak pilihan untuk menentukan produk yang akan dipilih dan digunakan.
Setiap perusahaan dalam pasr persaingan monopolistic akan berusaha memproduksi produk yang mempunyai sifat khusus yang dapat dengan jelas dibedakan  dengan hasil perusahaan lain. Terdapatnya berbagai varisi produk merupakan keistimewaan dari pasar persaingan monopolistik. Variasi produk menimbulkan keuntungan bagi produsen dan konsumen.
Keuntungan bagi produsen karena diferensiasi produk mampu menciptakan suatu penghambat pada perusahaan lain untuk menarik para pelanggannya. Bagi konsumen keuntungannya karena mereka memeiliki banyak pilihan untuk membeli suatu produk dengan karakteristik yang berbeda-beda.
2.        Perkembangan Teknologi dan Inovasi
Bentuk pasar monopolistik memberikan dorongan yang sangat terbatas untuk melakukan perbaikan teknologi dan inovasi, karena dalam jangka panjang perusahaan hanya memperoleh keuntungan normal. Keuntungan yang melebihi normal dalam jangka pendek dapat mendorong pada kegiatan pengembangan teknologi dan inovasi. Ketika terlihat keuntungan yang melebihi normal dalam jangka pendek maka akan memicu perusahaan-perusahaan lain untuk memasuki industri tersebut. Ketika banyak peodusen yang bergelut dalm bidang yang sama maka keuntungan yang melebihi normal pun tidak didapati lagi, yang berarti dalam waktu yang singkat keuntungan yang diperoleh dari pengembangan teknologi dan inovasi tidak dapat lagi dinikmati.
3.        Persaingan Bukan Harga
Persaingan bukan harga merujuk pada upaya-upaya selain perubahan harga yang dilakukan oleh produsen untuk menarik lebih banyak konsumen. Karena dalam pasar persaingan monopolistik harga bukanlah segala-galanya. Maka dari itu, persaingan bukan harga dapat dilakukan dengaan diferensiasi produk dan iklan serta berbagai bentuk promosi penjualan.
4.        Promosi Penjualan Melalui Iklan
Dalam perusahaan-perusahaan modern kegiatan membuat iklan merupakan suatu bagian penting dari usaha memasarkan hasil produksi. Tujuan membuat iklan adalah untuk  tercapainya salah satu dari target-target berikut.
a.          Menjelaskan kepada konsumen mengenai produk yang dihasilkan.
Jenis iklan ini biasanya digunakan perusahaan ketika memperkenalkan hasil-hasil produksinya yang baru.
b.         Memberi tahu konsumen bahwa produk yang dihasilkan merupakan produk terbaik.
Jenis iklan ini digunakan untuk mempertahankan kedudukannya di pasar.
5.        Distribusi pendapatan
Banyaknya produsen yang bersaing pada pasar persaingan monopolistik mengakibatkan distribusi pendapatan akan seimbang. Asumsinya, ketika suatu produsen mampu menghasilkan keuntungan melebihi normal pada jangka waktu pendek, maka hal ini akan menarik beberapa produsen lain untuk memproduksi produk yang sama. Ketika banyak produsen yang dapat memperoleh keuntungan berarti tidak ada lagi yang produsen yang mendapatkan keuntungan lebih melainkan keuntungannya sama, karena keuntungannya sudah terbagi-bagi dengan banyaknya produk. Berdasarkan kecenderungan ini, para ekonom berpendapat bahwa pasar persaingan monopolistik menimbulkan corak distribusi pendapatan yang lebih merata. 

D.       Contoh Pasar Persaingan Monopolistik
Contoh pasar persaingan monopolistik adalah:
Penjualan sepeda motor Honda dan Yamaha
Ø  Sepeda motor keluaran Honda = irit
o    Matic      : Beat, Vario
o    Bebek     : Supra, Revo
o    Sport      : Megapro
Ø  Sepeda motor keluaran Yamaha = bertenaga
o    Matic      : Mio, Xeon
o    Bebek     : Jupiter, Vega
o    Sport      : Skorpio
Di atas adalah salah satu contoh pasar persaingan monopolistik. Honda dan Yamaha sama-sama produsen sepeda motor. Akan tetapi kedua perusahaan tersebut memiliki karakteristik produk yang berbeda. Honda lebih unggul dalam urusan bahan bakar, karena iritnya bahan bakar yang digunakan. Sedangkan Yamaha lebih unggul dalam akselerasi. Selanjutnya tergantung pilihan konsumen.

E.        Kelebihan dan Kekurangan Pasar Persaingan Monopolistik
 Pasar Monopolistik memiliki kelebihan sebagai berikut :
  1. Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen untuk dapat memilih produk yang terbaik baginya.
  2. Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk selalu melakukan inovasi dalam menghasilkan produknya.
  3. Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam menentukan produk yang akan dibelinya, dan dapat membuat konsumen loyal terhadap produk yang dipilihnya.
  4. Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena sebagian besar kebutuhan sehari-hari tersedia dalam pasar monopolistik.
Selain memiliki kebaikan, Pasar Monopolistik juga memiliki kelemahan sebagai berikut :
  1. Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dari segi harga, kualitas maupun pelayanan. Sehingga produsen yang tidak memiliki modal dan pengalaman yang cukup akan cepat keluar dari pasar.
  2. Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar monopolistik, karena pemain pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis yang cukup tinggi.
  3. Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga akan meningkatkan biaya produksi yang akan berimbas pada harga produk yang harus dibayar oleh konsumen

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik akan mendapatkan keuntungan di atas normal pada periode jangka pendek. Keuntungan di atas normal tersebut menyebabkan pertambahan jumlah perusahaan di pasar. Sehingga mengakibatkan perusahaan tersebut hanya akan memperoleh keuntungan normal bahkan merugi pada periode jangka panjang.
Biaya produksi per unit perusahaan monopolistik dan harga komoditas yang relatif tinggi, serta jumlah produksinya yang rendah. Menyebabkan kapasitas produksi yang digunakan berada di bawah tingkat optimal. Sehingga kurang efisien.
Pengaturan pasar persaingan monopolistik tidak perlu dilakukan meskipun perusahaan yang beroperasi dalam pasar persaingan monopolistik tidak efisien. Hal ini berdasarkan tiga argument, antara lain :
a.       Daya monopoli yang relatif kecil menyebabkan kesejahteraan yang hilang (dead weight loss) relatif kecil.
b.      Permintaan ysng sangat elastis menyebabkan kelebihan kapasitas produksi relatif kecil.
c.       Ketidakefisienan yang dihasilkan perusahaan yang beroprasi dalam pasar persaingan monopolistic diimbangi dengan kenikmatan konsumen karena beragam produk , peningkatan kualitas, dan meningkatnya kebebasab konsumen dalam memilih output.